Duh Gusti begini banget. Mau nangis ..
Rindu memang tak pernah butuh tanya
Dia hanya butuh sedikit keberanian dan pengungkapan
4 tahun berlalu ...
Rindu yang tak pernah berhenti, meski waktu menggerus
Ini tentang kehilangan yang serius
Seperti apa kehilangan itu ? sedalam apa rindu itu ?
Dadaku semakin sesak, tersenggal – senggal
Sering dalam diam tanpa terasa air mata mengalir dari ujung
mata
Ketika rindu berkelebat tanpa mengenal waktu
Tidak diperintah
Tidak diminta
Menetes begitu saja
Kau tentu saja boleh bilang aku cenggeng
Silahkan kau tertawakan itu
Karena kau tidak mengerti
Kau tak tahu
Aku kuat tangguh
Aku sulit bersedih
Tapi ini beda
Demi nama darahnya mengalir di seluruh tubuhku
Aku ambruk ketika Dirinnya pergi
Itu kakak laki – lakiku
Dirinya masih tak kuasa
Bingung antara kepatuhan iman dan ketidakpercayaan
Tertawa diluar dengan luka terus basah didalam hatinya
Dan ibu, masih sangat jelas terlihat, terus mencoba merajut
kepedihannya yang sobek
Ibu kehilangan separuh jiwa ibu, begitu ungkapnya
Ibu akan menyusul ayahmu tinggal tunggu waktu saja
Ungkapan yang sering ibu lontarkan padaku akhir – akhir ini
Aku hanya bisa terdiam, menangis, terisak
Entah apa yang akan terjadi
Ketika Tuhan memisahkan jiwa dari raganya
Itu berarti, ada simpul yang terlepaskan meski tetap kuat
tapi melemah
Dan aku harus terus hidup dalam rindu yang tersekat akhirat !!!!
Jika menengadah ke langit lalu ada bulan sabit. Artinya seberat apapun hidupmu, Tuhan ajak kamu senyum
Begitulah manusia, terkadang penghiburan datang dalam memori yang sedih. Setidaknya kita tahu dulu kita pernah sedih dan kita bisa melewatinya. Semoga harimu penuh pembelajaran Nin
BalasHapus