Sebenernya gak tahu kenapa Tuhan menciptakan orang jahat.
Untuk membuat diri kita belajar bersabar ? Untuk membuat diri kita berkaca
apakah jangan - jangan kita jahat ? Atau apalagi ya ? Ya memang semua ini ga
bakal jauh dari yang namannya SEBAB - AKIBAT . Kalau kita nanam
kebaikan buahnya bakal baik, gitu juga sebaliknya.
Tapi enggak tahu kenapa ini masalah nge ganjel banget
dipikiran dan hati gue sejak seminggu yang lalu dan makin parah menggerogoti
hati gue sejak kemarin. Sebenernya ini juga bukan masalah gue, tapi karna gue
calon psikolog nih jadi gue lagi nge dengerin masalah seseorang. Orang yang
lagi galau, kalut atau apalah itu kadang hanya butuh pundak dan butuh pendengar
yang baik, lebih baiknya lagi kalau loe bisa kasih dia saran atau solusi yang
tepat.
Sebenernya sih masalah klise. Pernikahan.
Iya, namannya juga sebuah ikatan. Ketika dua orang dengan
sifat dan latar belakang yang berbeda bersatu dalam sebuah wadah baru, berarti
ketika itulah kita harus siap dengan apapun yang terjadi pada kita dan pasangan
kita. Karna ini bukan perkara aku atau kamu tapi perkara kita berdua, bahkan
tidak hanya itu bukan kita tapi juga ada keluarga besar kita dibelakang
kehidupan pernikahan kita. Nah, apalagi jika kita sudah mempunyai buah hati.
"Pernikahan akan aman ketika usia pernikahan itu 15
tahun keatas", jika belum 15 tahun jangan mengakui kalau kalian berhasil
dalam pernikahan. Karena masa gejolak hebatnya pernikahan ketika berada pada
sekitaran 7-8 tahun, jika sudah menginjak 15 tahun ke atas insya Allah kalian
sudah aman, itu yang saya lihat dari orang - orang sekitar saya dan yang saya
alami , ujar pakdeku kala itu saat aku bertamu kerumahnya.
Kali ini, aku ingin bercerita tentang seorang wanita yang
sedang sangat sibuk untuk melakukan banyak hal. Wanita ini disini
sekarang, menceritakan keluh kesahnya, menceritakan pahitnya rumah
tangga. Berusaha mencari kesibukan baru agar dia tak lagi punya celah
untuk mengingatmu. Bagaimana tidak, wanita ini jelas merasa tersakiti, harusnya
sebagai Lelaki dirimulah yang menafkahi keluarga ini, namun apa yang terjadi.
Wanita inilah yang kesana kemari, banting tulang untuk menafkahi keluarga ini
dan sekarang Lelaki itu entah apa maunnya malah main hati dengan wanita
lain. Wanita ini berjuang sangat keras. Dalam rasa sakitnya, dia
seringkali bertemu Tuhan. Bercerita dengan bulir air mata di pipinya. Mengadu
dengan bibir membeku. Kamu yang begitu berbeda telah begitu menyakiti
hatinya. Mengapa kamu tak tahu ? Bahwa orang yang paling tersakiti oleh
perubahanmu adalah orang yang paling mencintaimu, meskipun kamu selalu
menganggap abu-abu. Dengan bekas lukanya yang belum benar-benar sembuh. Dia
berusaha melangkah dengan kekuatan sendiri. Dia begitu kuat, lebih kuat
daripada yang kaubayangkan. Tapi, dia percaya waktu itu akan datang, saat dia
bebas menertawakan lukanya dan kamu justru yang berbalik menangisinya.
Menatap langit-langit kamar yang sama. Letak lemari, meja belajar, dan rak buku juga masih sama. Tak ada yang berbeda di sini. Aku masih bernapas, jantungku masih berdetak, dan denyut nadiku masih bekerja dengan normal. Memang, semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan yang dirasakan oleh hati ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar