Kamis, 10 Desember 2015

Obrolan iseng

Waktu itu aku berkutat dengan salah satu medsosku, dan tiba tiba muncullah foto salah satu seorang temanku bersama geng nya. Akupun kemudian melentikkan jemariku ke tombol tombol hapeku dengan cepat mengetik sebuah pesan singkat "Enaknya bisa meetup gitu" dan dia hanya menjawab "Makannya ayo ke gresik , ajak temen temen kelas kita dulu meetup aku udah kangen". Akupun menjawabnya " Susah, aku aja yang satu kota disini sama temen kelas dulu aja baru cuman sekali ketemu, jadwalnya mesti benturan terus" , kemudian dia menjawab "Ya begitulah, kita harus mengerti kesibukan anak - anak, nanti pada saatnya pasti bertemu, iyaa nanti hati sih mau ya tapi waktu yang gacukup" aku sempet terdiam sejenak ketika membaca balasan dia hati sih iya mau tapi waktu yang gucukup, bener juga. Hati memang ingin sekali tapi apa daya seakan waktu mengejar kita, waktu yang kian bergulir terus menerus .

Kemudian kita berdua berbicara masalah nikah + reuni pas udah punya momongan. Kemudian dia bilang"Aku kalo omong omongan sama nina jadi keinget curhat aja duh" dan dengan candaan pun aku menjawab " Yauda sini curhat, besok kalo aku udah jadi psikolog kalo curhat harus bayar, udah sekarang aja curhatnya haha " kemudian aku juga mengirimkannya sebuah tulisan ( zarry-hendrik : Apakah dia yang terbaik, apakah dia yang tepat untukmu ? Silakan pandangi diri sendiri. Apakah dekat dengannya, kau makin dekat dengan Tuhan-mu? )

Dan aku sedikit tersentak dengan jawaban dia, kurang lebihnya dia berbicara seperti ini " Makannya itu nin, saya tidak mau memikirkan siapa kekasih saya saat ini, siapa yang pantas menjadi pendamping saya saat ini. Saya hanya fokus dalam apa yang salah dengan saya dimasa lalu saat itu, berintropeksi dalam hal yang telah saya lakukan diwaktu lalu, dan bersiap untuk melawan dunia yang penuh masalah ini. Dan menemukan jalan untuk merubah masalah itu menjadi berkah, bukan kita mengadu kepada Tuhan kalau kita punya masalah besar, tapi katakan pada masalah bahwa kita punya Tuhan yang Maha Besar. Jika saya menemukan kekasih sejatinya kekasih, dia pasti tidak akan cinta kepada saya melebihi cintanya kepada Tuhan dan orang tuannya". Entah kenapa rasannya jawaban dia ngena banget dihatiku.

Dan aku sekarang mau sedikit bicara soal cinta.
Tentang jatuh cinta, tentang bersama, tentang dua hati. Pacaran memang nggak melulu bahagia, kadang pacaran membuat hari hari kita diselimuti rasa takut, takut kehilangan, takut dibohongi, takut diduakan dan hal buruk lainnya yang akan mengukir rasa sakit dalam hati. Tapi aku percaya terhadap apa saja yang dia lakukan, aku hanya akan tetap percaya, bukan percaya pada dia, tapi aku percaya pada KARMA. Kalau dia mempermainkan saya, kelak dia akan dipermainkan, kalau dia menghianati saya, dia akan dikhianati, kalau dia menyiakan ketulusan saya, kelak ketulusan diapun akan disiakan. Bukan saya ngak peduli dia akan menyakiti saya, sejak saya memutuskan untuk jatuh cinta , saya lebih mempersiapkan diri untuk patah. Saya siap memberikan ketulusan, kesetiaan, namun saya sudah menata lebih rapi ke-siap-an hati saya untuk dipatahkan. Saya siap ketulusan saya disiakan, saya siap kepercayaan saya dipatahkan, saya siap kenyamanan saya diremukkan, saya siap dengan segalannya, Karena saya yakin jika ketulusan saya akan disiakan hari ini, maka kelak saya akan mendapatkan ketulusan yang lebih dari apapun. Karena cinta adalah anugerah dan nggak ada anugerah yang nggak indah,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar