Untukmu, aku punya sekotak harap; semoga tidak terlalu pengap disimpan dalam tumpukkan rapalan doa yang senantiasa berkilap-kilap.
Untukmu, semoga selalu yang terbaik. Mintalah dikuatkan, bukan dimudahkan.
Kita akan menumbuhkan cinta lebih besar lagi di setiap jenuh menerjang, di setiap ego yang menang, disetiap kita yang seolah lupa jalan pulang, disetiap ucapan manis yang seketika berubah menjadi bumerang, disetiap debat yang kita upayakan menang, disetiap pertikaian-pertikaian kecil yang mulai meradang membesar tanpa kita hadang.
Kita akan merawat rasa yang nyaris hilang melalui lirih maaf dan tulus memaafkan, melalui perbaikan apa yang akan kita lakukan setelah ini; setelah menemui masalah lalu berkaca pada diri sendiri.
Bagi aku yang api, dia tidak menyulap dirinya sebagai angin. Dia selalu jadi rintik hujan yang pelan-pelan memadamkan. Karena itu Tuhan, orang-orang sepertinya, tolong takdirkan untuk tinggal dihidupku dalam waktu lama. Tetaplah seperti ini, menjadi sesuatu yang selalu berada dikedua sisi hatiku yang berbeda, diantara suka dan duka.
Perjalanan ini bukan mengenai dua orang yang sama-sama kuat, melainkan mengenai dua orang yang sedia saling menguatkan. Kutanya, maukah menjadi kuat bersama? Menguatkan masing-masing disaat berat ?!
Tak perlu bersusah payah mencari cara untuk meluluhkan hatiku. Temui saja mama dan almarhum papaku. Yakinkan mereka bahwa kamu akan menjagaku yang mungkin tidak akan pernah sama seperti yang mereka lakukan, tapi setidaknya kau tak lelah menemani, tak akan meninggalkan bahkan disaat terburukku, maka hatiku akan luluh setelahnya.
Selamat membaca❤ ,
Untukmu yang selalu kurengkuh dalam doa☺☺